Pernahkah
anda mendengar Jember Fashion Carnival ? Sebuah fashion Show yang
dikemas dalam bentuk karanaval yang
berskala International yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Jember setiap
bulan Agustus sebagai rangkaian Bulan berkunjung ke Jember. Sebelum terkenalnya
JFC ke pentas nasional bahkan Internasional, jarang yang mengetahui keberadaan
kota Jember di pentas nasional apalagi Internasional. Bagi kalangan akademisi
mungkin nama Jember dikenal karena keberadaan Universitas Jember yang telah
lebih dahulu ada dan telah meluluskan para alumni di seleuruh Indonesia.
Namun
hanya sedikit yang mengetahui sejarah kota Jember. Bahkan penduduk Jember pun
jarang yang mengetahui sejarah kota kelahirannya. Mengapa menggunakan nama
Jember. Ada beberapa variasi asal kata Jember. Ada yang mengatakan kata Jember
terambil dari kata “Djembrek” yang berarti becek atau daerah berair.
Bahkan terdapat pula legenda yang menyebutkan kata Jember berasal dari nama
seorang puteri cantik yang bernama Putri Djembersari. Namun masing masing tidak
didukung keberadaan bukti kesejarahan yang memadai.
Sebagai
sebuah kota kabupaten, Jember memiliki akar kesejarahan yang muncul dari sebuah
kawasan perkebunan kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah Kabupaten yang
terbilang ramai di Jawa Timur. Keberadaan Universitas Jember mungkin telah
membawa nama Jember ke seluruh penjuru Indonesia. Ditambah lagi keberadaan
Jember Fashion Carnival sebagai
identitas baru bagi Jember ke pentas Nasional bahkan ke pentas dunia.
Munculnya
Jember sebagai sebuah kota tidak lepas dari
kebijakan pintu terbuka pemerintah Hindia Belanda dengan membuka kawasan
hutan menjadi kawasan perkebunan diawal
abad ke 19. Kersidenan Besuki dan afdeling Bondowoso merupakan kawasan yang
menjadi tujuan para investor swasta asing menanamkan modalnya di Jawa Timur.
Sekitar
tahun 1860, usaha penanaman tembakau di arahkan ke sebelah barat Afdeling
Bondowoso yaitu District Djember yang di pelopori oleh George Bernie seorang
pengusaha Belanda yang sebelumnya menjabat conroleur pertanian di Blitar. Selanjutnya George Bernie
mengajak kedua temannya yang bernama Mr. C. Standenberg Matthiassen dan A.D Van
Gennep dengan mendirikan Perusahaan Perkebunan Tembakau Swasta yang diberi
nama Naamloose Venootschap Landbau
Maatschappij Oud Djember (NV. LMOD) pada tanggal 31 Oktober 1859.
Investasi
LMOD di kawasan District Jember selanjutnya diikuti oleh perusahaan-perusahaan yang lain seperti : Djelbuk
Tabak Maatschappij, Maatschappij Tabak Goemelar Soekokerto Adjoeng, NV.
Cultuur Maatschappij. Perkembangan District Djember menjadi kawasan yang
ramai tidak lepas dari perkembangan perkebunan swasta asing yang selanjutnya
menjadikan District Djember menjadi daya tarik bagi para migran dari daerah
lain khusus nya dari Madura dan Jawa untuk pindah ke Djember untuk menjadi
buruh di perkebunan.
Semakin
berkembangnya District Djember mengalami perkembangan yang semakin besar.
District Djember yang semula merupakan salah satu District dari Afdeeling
Bondowoso menjadi suatu Afdeeling yang berdiri sendiri. Perubahan status itu di
akui secara resmi dengan di keluarkannya
Besluit Pemerintah nomor 49 tanggal 9 Januari 1883. Selanjutnya
perkembangan berikutnya kedudukan wilayah Djember juga semakin mendapatkan
perluasan menjadi Regentschap Djember melalui staatsblad nomor 322 tanggal 9
Agustus 1928 yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 1929 yang ditetapkan
di Cipanas oleh Gouvernour General
Hindia Belanda, Mr. Andries Cornelis Dirkde de Graaf melalui surat keputusan
nomor IX tanggal 9 Agustus 1928. Surat ini di terbitkan oleh Sekretariat Umum
Pemerintah Hindia Belanda atau De Agemeent Secretariat yang bernama G.R
Erbrink.
0 komentar:
Posting Komentar